‘Pecah’ adalah kata yang paling tepat menggambarkan KITA Anak Negeri Goes to Margocity bulan ini yang digelar di Margocity pada Kamis (13/4) lalu. Kombinasi tiga sajian; musik, seni, dan komunitas, sukses memberikan rangkaian acara yang tak terlupakan buat siapapun yang hadir.
KITA Anak Negeri Goes to Margocity adalah agenda bulanan Yayasan Musik KITA Anak Negeri yang diselenggarakan berkat kerjasama yayasan ini dengan pusat perbelanjaan Margocity Depok dan media informasi berbasis seni, Ruang Mediart. Acara ini memiliki tiga basis kegiatan, musik, seni, dan komunitas. Bertujuan merangkul dan mewadahi pegiat kreatif se-Kota Depok untuk menampilkan karya dan menunjukkan eksistensi mereka. Selain itu, KITA Anak Negeri Goes to Margocity juga berupaya membangkitkan kesadaran masyarakat Depok terhadap kegiatan-kegiatan berbasis kreatifitas yang memiliki manfaat positif.
Komunitas yang dihadirkan pada KITA Anak Negeri Goes to Margocity bulan ini adalah Komunitas MULDOK (Musang Lover Depok). Sesuai namanya, komunitas ini adalah komunitas pencinta musang. Berbagai spesies musang dipertontonkan secara bersahabat. Pengunjung dapat berdiskusi dengan anggota komunitas mengenai cara pemeliharaan musang, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan musang. Tidak hanya itu, MULDOK juga sekalian mengadakan gathering komunitas, di mana banyak sekali pencinta musang se-Depok yang ikutan hadir.
Di sudut seni, diadakan workshop pembuatan tanaman kertas yang diadakan oleh Ruang Mediart, media ekspresi dan informasi seputar seni. Melalui instruktur-instruktur-nya Ruang Mediart membimbing peserta, yang terdiri dari berbagai kalangan dari bermacam usia, untuk membuat kerajinan tangan berupa tanaman yang dibuat dari bahan kertas, kardus, dan bahan-bahan bekas lainnya. Antusias peserta yang tinggi membuat kegiatan ini selain menambah pengetahuan juga mengasyikkan.
Pojok musik pun tak mau ketinggalan. Tiga band kece berhasil mengambil perhatian pengunjung Margocity saat itu. Kesenandung, Peonies, dan Classmate Journal, ketiganya secara bergantian sukses memberikan penampilan yang menghidupkan suasana. Tidak hanya mereka, pojok musik juga dimeriahkan oleh Divisi Gitar Klasik dan Violin Lembaga Pendidikan Musik (LPM) KITA Anak Negeri. Kedua divisi ini menampilkan murid-murid unggulan mereka, baik kedalam penampilan solo maupun penampilan ensambel. Riuh rendah pengunjung pun tak tertahankan lagi begitu melihat anak-anak yang beberapa di antaranya masih imut-imut bisa memainkan komposisi yang rumit melalui instrumen mereka masing-masing.
KITA Anak Negeri Goes to Margocity yang berlangsung dari sore sampai malam hari itu seratus persen meriah. Bagi kamu yang tidak sempat merasakan kemeriahannya kemarin, jangan khawatir, kamu bisa nantikan KITA Anak Negeri Goes to Margocity bulan depan! Jangan sampai kelewatan ya!
Baca Juga
Teman-teman KITA, sebuah sumbangan ilmu yang sangat besar dan bermakna bagi dunia musik klasik Indonesia telah tiba, dan bukan dari seorang tokoh musik klasik. Sebuah esai tentang Tembang Puitik telah
KITA mau meng-update nih tentang kehidupan baru sebuah Waltz yang baru ditemukan oleh Frédéric Chopin, yang baru-baru ini ditemukan dari brankas di Perpustakaan dan Museum Morgan (Morgan Library and Museum)
Yessss, setelah Depok petjahhh oleh Kompetisi Piano Nusantara Plus Oktober lalu, dengan jumlah peserta yang tidak tanggung-tanggung, 65 peserta (baca : https://kitaanaknegeri.com/depok-petjaahhhh/ ), bulan ini kak Ananda Sukarlan akan kembali
sebuah obituari oleh Ananda Sukarlan. Jujur saja, saya tidak begitu mengenal sosok Tatan Daniel. Tapi saya ingin menulis obituari ini karena saya pengagum karya-karya dan juga kepribadiannya sebagai seorang seniman
Hai hai, bagaimana kabarnya para peserta Kompetisi Piano Nusantara Plus? Ternyata banyak yang masih penasaran nih, terutama yang di Depok, Bekasi dan sekitar sini yang belum meraih kejuaraan. Eh, ternyata