Begitu penulis mendengar album debut Adrian Yunan ini, penulis langsung teringat dengan almarhum Chrisye. Meski sudah akrab dengan suara Adrian sejak ia mengisi departemen vokal menggantikan Cholil yang ke luar negeri, ketika mendengar Sintas rasanya seperti me-rediscover sosok seorang Adrian. Yang bukan lagi sebagai bassis non-aktif dan vokalis penggantinya Efek Rumah Kaca (ERK), melainkan seorang Adrian Yunan sebagai seorang musisi yang mandiri seutuhnya.
Di luar dugaan, Sintas ternyata hadir dalam bentuk yang tak sesendu penulis pikir. Dengan karakter vokal yang seperti itu dan model lirik-lirik yang Adrian tulis di ERK, yang kebanyakan sangat sendu, tentu membuat penulis mengira album ini bakalan jadi dalang penguras air mata. Rupanya, secara musikal Sintas justru tak begitu sendu. Beberapa malah bisa dibilang ceria.
Yang tahu lirik-lirik ciptaan Adrian di ERK tentu sudah tahu bagaimana kualitas lirik-lirik yang dibikin pria ini. Lirik-lirik Sintas digali dari pengalaman yang sepenuhnya personal buat Adrian. Sangat asyik menyimak kata per kata yang dituturkan Adrian. Terasa dekat dan jelas, tidak ngawang dan abstrak seperti yang biasa ia tulis di ERK, tentu dalam arti yang bagus.
Album yang memuat sepuluh nomor yang dimulai dari “Mikrofon” sampai “Alzheimer” ini akan membantumu memaknai hidup dari sudut-sudut yang belum pernah kita pikirkan. Pokoknya, sebuah rilisan yang sangat bagus!
Baca Juga
ditulis oleh Yohanes Sebastian Anugerah Sobat KlasiKITA, belakangan ini kita semua makin akrab dengan istilah brain rot. Kata ini menjadi Oxford Word of the Year tahun 2024. Brain rot, (atau
by Ananda Sukarlan Kompetisi Piano Nusantara Plus 2024 usai sudah, dan buat saya, semua peserta adalah pemenang. Paling tidak memenangkan keraguan dalam diri sendiri untuk berkompetisi, berusaha menampilkan yang terbaik.
Teman-teman KITA, sebuah sumbangan ilmu yang sangat besar dan bermakna bagi dunia musik klasik Indonesia telah tiba, dan bukan dari seorang tokoh musik klasik. Sebuah esai tentang Tembang Puitik telah
KITA mau meng-update nih tentang kehidupan baru sebuah Waltz yang baru ditemukan oleh Frédéric Chopin, yang baru-baru ini ditemukan dari brankas di Perpustakaan dan Museum Morgan (Morgan Library and Museum)
Yessss, setelah Depok petjahhh oleh Kompetisi Piano Nusantara Plus Oktober lalu, dengan jumlah peserta yang tidak tanggung-tanggung, 65 peserta (baca : https://kitaanaknegeri.com/depok-petjaahhhh/ ), bulan ini kak Ananda Sukarlan akan kembali