Linkin Park sudah pasti kehilangan porsi besar dari identitasnya. Chester Bennington, sang vokalis dengan suara tinggi dan scream-nya yang khas, adalah salah satu wajah penting bagi band beraliran nu-metal ini. Kehilangan dirinya, selain menjadi duka, juga menjadi kerugian besar buat Linkin Park. Band ini mesti berpikir ekstra keras untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi semua orang, bagi diri mereka sendiri maupun bagi penggemar. Kami telah menganalisa beberapa skenario yang dapat terjadi berdasarkan keputusan yang mungkin diambil oleh Linkin Park pasca ditinggal Chester dalam beberapa waktu kedepan. Mari simak pembahasannya berikut ini!
- Mencari vokalis baru
Linkin Park adalah sebuah band yang mempunyai identitas musik yang kuat, yang tidak hanya bergantung pada suara vokalisnya semata. Jika Linkin Park cukup jeli mencari vokalis yang memiliki kapasitas seperti Chester, materi-materi lama band ini harusnya dapat dibawakan ulang dengan gaya berbeda namun tetap apik. Keputusan ini cukup baik diambil mengingat Linkin Park juga memiliki Mike Shinoda yang cukup banyak kebagian di departemen vokal dan rap. Sehingga, pekerjaan rumah yang mesti dikerjakan calon vokalis baru dapat dibagi dua dengan Mike. Meski begitu, langkah ini cukup spekulatif, karena pada kenyataannya kapasitas teknik bernyanyi yang setara tidak semata-mata menjamin kesuksesan transisi antara vokalis lama ke vokalis baru. Sebut saja band Kerispatih, Fandy yang menggantikan Sammy pada departemen vokal dinilai kurang berhasil meski dari segi kapasitas bernyanyi tidak berbeda jauh dengan Sammy.
- Membiarkan departemen vokal tetap kosong
Linkin Park dapat membiarkan posisi vokalisnya kosong. Alias tanpa vokalis. Lebih tepatnya lagi, tanpa vokalis tetap. Keputusan ini sebelumnya pernah diambil oleh grup band Queen. Pasca ditinggal oleh vokalis ikoniknya Freddy Mercury, Queen yang kini hanya menyisakan nama Brian May dan Roger Taylor, sempat mengadakan beberapa rangkaian tur dengan departemen vokal yang diisi oleh Paul Rodgers dan Adam Lambert. Kedua pria yang juga telah malang melintang di dunia tarik suara ini tidak dijadikan vokalis tetap, hanya semacam additional player buat mengisi departemen vokal. Linkin Park pun dapat dengan mudah mengambil langkah ini. Akan ada segudang penyanyi kelas dunia yang dengan senang hati membantu Linkin Park dalam tur mereka. Selain itu, langkah ini lebih aman karena si penyanyi pengganti takkan terlalu dibanding-bandingkan dengan Chester.
- Bubar
Ya, ini adalah skenario terburuk. Takkan ada yang menginginkan ini. Jutaan fans bakal kehilangan band favorit mereka kalau ini sungguh-sungguh terjadi. Hanya saja, jika kita melihat sejarah, skenario ini mungkin adanya. Skenario ini sudah pernah terjadi pada Nirvana. Pasca bunuh diri vokalis dan gitarisnya, Kurt Cobain, band grunge ini memutuskan tak ingin lanjut tanpanya dan menolak mengisi orang baru buat menggantikan perannya. Linkin Park pun bisa jadi seperti ini. Chester telah menemani band ini sejak album pertama sampai ketujuh, dalam rentang waktu tak kurang dari 17 tahun. Kalau pertimbangannya hanya soal vokal, meski susah, pasti ada penyanyi yang cukup mampu menggantikan Chester. Namun siapa yang dapat mengganti memori 17 tahun ini berserta hubungan kuat yang sudah sekian lama terjalin? Yup, no one!
Sumber foto : runthetrap.com dan @linkinpark