KITA mau meng-update nih tentang kehidupan baru sebuah Waltz yang baru ditemukan oleh Frédéric Chopin, yang baru-baru ini ditemukan dari brankas di Perpustakaan dan Museum Morgan (Morgan Library and Museum) di New York. Loh, belum tahu? Ah, sebagai anak piano klasik, harus tau dong kejadian luar biasa ini, apalagi Indonesia bakal jadi salah satu “tuan rumah” pertunjukan perdananya di sini paling segera …. kurang dari sebulan lagi loh! Ini menunjukkan bahwa Indonesia sudah menjadi salah satu negara yang musik klasiknya selalu up to date dan tidak ketinggalan dengan negara lain, bahkan kita akan lebih dahulu memperdanakannya daripada banyak negara di Eropa. Baca dulu deh …. https://kitaanaknegeri.com/hah-chopin-ada-karya-baru-gimana-caranya/
Nah, setelah direkam oleh pianis beken Lang Lang untuk CD label Deutsche Grammophon, waltz ini juga telah dimainkan di Houston tanggal 13 November lalu di Shepherd School of Music, Rice University. Kandidat gelar Doktor Seni Musik (Doctor of Musical Arts) Szuyu Su membawakan waltz tersebut sebagai bagian dari konser yang menampilkan para siswa pianis ternama dan profesor Shepherd School, Jon Kimura Parker.
Waltz tersebut, sebuah komposisi A minor yang berasal dari awal tahun 1830-an, telah menarik perhatian internasional karena introduction-nya yang intens dan dramatis serta gaya Chopin yang khas. Jon Kimura Parker, pengajar Szuyu Su sekaligus kepalai departemen keyboard di Shepherd School, sangat antusias untuk memperkenalkan karya yang tak terduga ini kepada para siswanya.
“Ini tidak diragukan lagi adalah karya Chopin,” kata Parker kepada Rice News setelah penemuan tersebut. “Irama dan gayanya persis sesuai dengan kebanyakan waltz Chopin. Yang terpenting adalah perubahan kromatik yang tak terduga di seluruh bagiannya.”
Artur Szklener, direktur Institut Fryderyk Chopin di Warsawa, ibu kota Polandia tempat sang komponis dibesarkan, setuju bahwa dokumen tersebut sesuai dengan jenis tinta dan kertas yang digunakan Chopin selama tahun-tahun awalnya di Paris.
Secara musikal, karya tersebut membangkitkan “brilliant style” yang menjadikan Chopin seorang termasyhur pada masanya, tetapi karya tersebut juga memiliki fitur-fitur yang tidak biasa untuk komposisinya, kata Szklener.
“Pertama-tama, ini bukanlah karya yang lengkap, melainkan sebuah section musikal tertentu, sebuah tema yang dibumbui dengan trik-trik piano yang cukup sederhana yang mengacu pada gaya virtuoso,” jelas Szklener dalam sebuah pernyataan panjang yang dirilis setelah dokumen tersebut diungkapkan bulan lalu.
Dia dan para ahli lainnya menduga karya tersebut bisa jadi merupakan sebuah karya yang masih dalam tahap pengerjaan. Mungkin juga merupakan salinan dari karya orang lain, atau bahkan ditulis bersama dengan orang lain, mungkin seorang siswa untuk latihan musik.
David Ludwig, dekan di The Juilliard School of Music di New York (ini sekolahnya Randy Ryan, pianis pemenang Ananda Sukarlan Award 2012 dan juga juri Kompetisi Piano Nusantara Plus yang KITA adakan Oktober lalu), setuju bahwa karya tersebut memiliki banyak ciri khas gaya komposer tersebut.
“Karya ini memiliki karakter Chopin yang sangat liris dan juga sedikit gelap,” kata Ludwig, yang tidak terlibat dalam pengesahan dokumen tersebut.
Namun Ludwig mencatat bahwa, jika karya tersebut asli, partitur yang disusun dengan ketat itu akan menjadi salah satu karya Chopin yang terpendek. Waltz tersebut berdurasi kurang dari satu menit jika dimainkan.
Namun, tak satu pun indikasi yang dapat mendiskualifikasi komposisi tersebut sebagai karya Chopin. Komposisi ini dibuat sekitar tahun 1830-an, saat sang komposer berusia 20-an, dan para ahli mengatakan ia mungkin lebih banyak bereksperimen selama tahun-tahun ini.
Musik tersebut “memberikan gambaran tentang proses kreatif Chopin,” kata juru bicara museum kepada Jack Guy dari CNN. “Kita dapat melihat Chopin mencoba hal-hal yang akan menjadi ciri khas gayanya.”
Makin penasaran kan? Datang saja deh nanti hari Minggu, 15 Desember, siapa lagi yang akan memainkan pertunjukan perdananya di Indonesia, kalau bukan ketua Divisi Piano Klasik KITA, Ananda Sukarlan ! Bertempat di Galeri Mitra Hadiprana, galeri seni bersejarah yang paling pertama di Indonesia, kalau datang kepagian bisa sambil liat-liat pameran lukisan di sana loh! Hubungi Chendra di 0818 – 891039 ya untuk reservasi.
O iya by the way, busway, good luck buat para peserta baik semi final maupun final Kompetisi Piano Nusantara Plus tanggal 7 dan 8 Desember ini ya! Bisa ketemu kak Ananda Sukarlan juga sebagai ketua dewan juri, jangan lupa selfie-selfie!