Sejak beberapa waktu lalu, Endah ‘n Rhesa bukan hanya bermusik. Bisnis mereka kini merambah ke sektor kuliner lewat EarHouse, sebuah kafe dengan sajian kuliner campur musik akustik. Tak seperti kafe-kafe pada umumnya, EarHouse tidak membuat kombinasi dua sajian ini menjadi sesuatu yang menguras kantong.
Nama EarHouse sendiri tidak banyak filosofi macam-macam. Cuma singkatan dari ‘Endah and Rhesa House’. Sebuah akronim yang simpel namun cukup ikonik dan mudah diingat.
Dikelola oleh Endah ‘n Rhesa sendiri bersama rekan-rekannya, EarHouse dijadikan tempat kumpul-kumpul bagi semua orang. Tempat ini bisa dijadikan tempat nongkrong bagi siapapun. Meski kafe ini identik dengan status Endah ‘n Rhesa sebagai musisi, pengunjungnya tidak melulu musisi. Bahkan lebih hebatnya lagi, meski jelas-jelas sebuah kafe yang notabene menjual makanan dan minuman, pengunjung yang tidak ingin makan-minum juga boleh masuk. Manajemen kafe menyediakan air putih gratis bagi mereka yang hanya ingin menonton penampilan musik.
Fasilitas musik yang berupa venue kecil berserta alat musiknya dapat dimainkan oleh siapapun yang ingin tampil. Meski begitu ada pula agenda harian yang mengundang musisi-musisi luar.
Di samping sajian musiknya yang jadi ciri khas, EarHouse juga tidak lepas dari identitasnya sebagai sebuah kafe. Beragam menu pilihan dengan harga terjangkau dapat dipesan untuk menemanimu menikmati musik. Nama-nama menu yang disajikan diambil dari judul lagu-lagu Endah ‘n Rhesa. Seperti kou kou rouni yang diambil dari lagu “Kou Kou The Fisherman”, kopi pirates dari “Living With Pirates”, sampai susu remember dari lagu “Remember Me”.
Kafe yang terletak di Pamulang tidak jauh dari Universitas Pamulang ini memiliki sirkulasi pengunjung yang cukup ramai tiap harinya. Belum lagi kalau sedang kedatangan musisi terkenal, meski harus menonton sambil berdiri pun, pengunjung tak keberatan. Semua pengunjung dipersatukan oleh musik yang melatari aktifitas mereka di EarHouse. Mulai dari yang sekadar cari makan, janjian dengan teman, atau nonton musik, semuanya berpadu dalam sebuah interaksi yang lebih besar di EarHouse. Suasana yang apa adanya, penuh kekeluargaan, dan sarat interaksi inilah yang memang diinginkan Endah ‘n Rhesa sejak mula-mula mendirikan kafe ini.
Berkat EarHouse, kamu yang berdomisili di Pamulang tidak perlu lagi jauh-jauh ke Jakarta buat cari tempat nongkrong yang kece. Lebih baik ke EarHouse!
Sumber referensi : travel.kompas.com, endahnrhesa.com
Sumber foto : https://www.instagram.com/earHouse/
Baca Juga
KITA mau meng-update nih tentang kehidupan baru sebuah Waltz yang baru ditemukan oleh Frédéric Chopin, yang baru-baru ini ditemukan dari brankas di Perpustakaan dan Museum Morgan (Morgan Library and Museum)
Yessss, setelah Depok petjahhh oleh Kompetisi Piano Nusantara Plus Oktober lalu, dengan jumlah peserta yang tidak tanggung-tanggung, 65 peserta (baca : https://kitaanaknegeri.com/depok-petjaahhhh/ ), bulan ini kak Ananda Sukarlan akan kembali
sebuah obituari oleh Ananda Sukarlan. Jujur saja, saya tidak begitu mengenal sosok Tatan Daniel. Tapi saya ingin menulis obituari ini karena saya pengagum karya-karya dan juga kepribadiannya sebagai seorang seniman
Hai hai, bagaimana kabarnya para peserta Kompetisi Piano Nusantara Plus? Ternyata banyak yang masih penasaran nih, terutama yang di Depok, Bekasi dan sekitar sini yang belum meraih kejuaraan. Eh, ternyata
Yesss! Depok sukses menyelenggarakan kompetisi musik klasiknya yang pertama dalam sejarah. Sejarah itu telah tertorehkan hari Minggu, 6 Oktober 2024 di Auditorium Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, bersama