Memulai debut tahun 2005, band yang satu ini memang terhitung muda dibanding dedengkot-dedengkot hard rock seperti Led Zeppelin, AC/DC dan Van Halen. Beberapa penggemar hard rock radikal bahkan mengkritik band ini sebagai pengekor band-band tersebut. Meski begitu, tak bisa dimungkiri bahwa band ini memang asik dan lumayan jago menciptakan lagu-lagu yang membikin kuping kita ‘orgasme’.
Band asal Sydney, Australia ini awalnya beranggotakan Andrew Stockdale (vokal & gitar), Chris Ross (bass & keyboard), dan Myles Heskett (drum). Kini, formasinya berubah menjadi Andrew Stockdale (vokal & gitar), Ian Perres (keyboard & bass), dan Alex Carapetis (drum).
Wolfmother terbentuk setelah Andrew, Chris, dan Myles yang sering jamming bersama memutuskan membentuk sebuah band dalam format serius pada 2004. Setelah berkutat dengan penetapan kontrak dengan label dan mengeluarkan sebuah EP, Wolfmother akhirnya merilis album debutnya pada 2005 dengan judul self-titled. Karier sedang jaya-jayanya, kabar buruk justru datang. Chris hengkang dari band, dan Myles, dengan alasan tidak mau berada di Wolfmother tanpa Chris, memilih ikutan hengkang. Band ini hanya menyisakan nama Andrew Stockdale seorang, hingga kemudian pada awal tahun 2009, manajemen mengumumkan formasi baru dengan mengikutkan Ian Perres, Aidan Nemeth (gitar rhythm), dan Dave Atkins (drum). Di tahun yang sama, Wolfmother merilis album kedua mereka dengan format baru ini, yang berjudul Cosmic Age. Album ini sukses besar dan menduduki peringkat ketiga di Australia pada tahun itu. Pasca album ini, Wolfmother memasuki masa yang sulit: gonta-ganti personil dan hiatus berkepanjangan.
Tahun 2014, band ini kembali ke industri musik lewat album ketiganya yang berjudul New Crown. Terakhir, Wolfmother merilis album keempatnya, Victorious, pada 2016 lalu. Mereka kembali dengan semangat baru, yang tentunya menjadi pertanda baik. Bahwa jalan terjal yang mereka lalui telah menemukan titik terangnya kembali. Setidaknya untuk saat ini.