Jika kita membicarakan musik pop di Indonesia, nampaknya kita tidak bisa melewatkan grup musik yang satu ini. Ya, grup musik yang dimaksud adalah Koes Plus. Koes Plus adalah grup musik yang dibentuk tahun 1969. Grup musik ini sebelumnya bernama Koes Bersaudara yang terdiri dari Tony Koeswoyo (Lead Guitar), Yon Koeswoyo (Vokal), Yok Koeswoyo (Vokal, Bass guitar) dan Nomo Koeswoyo (drum).
Koes Bersaudara sendiri telah menghasilkan lagu-lagu yang sangat terkenal seperti “Bis Sekolah”,“ Di Dalam Bui”, “Telaga Sunyi”, “Laguku Sendiri” dan masih banyak lagi. Namun Koes Bersaudara harus terhenti karena keputusan Nomo dan Yok yang keluar dari Koes Bersaudara.
Dengan keluarnya dua personil tersebut, akhirnya dua personil yang masih tersisa mengajak Murry (drummer) dan Totok AR (bass) untuk bergabung dengan band. Dan sejak saat itu mereka memakai nama Koes Plus , yang berarti ada tambahan (plus) dua orang diluar keluarga Koeswoyo.
Koes Plus terbilang band yang sangat produktif. Mereka bahkan pernah merilis 22 album hanya dalam waktu setahun pada 1974 disusul dengan 6 album di 1975 dan 10 album di 1976. Album yang mereka rilis juga bermacam-macam genrenya. Selain pop, mereka juga merilis album keroncong,pop melayu, pop Jawa, pop anak-anak, pop barat, qasidah, christmas songs, instrumentalia, hard beat, dan yang lainnya.
Grup musik yang satu ini juga menjadi “Kiblat” di era-nya. Grup musik seperti Favourites, Panbers, Mercy’s, D’Lloyd pernah mengikuti langkah Koes Plus dengan merilis album di luar pop Indonesia, seperti pop Melayu dan pop Jawa.
Pada tahun 1972-1976, Indonesia diramaikan dengan lagu-lagu dari Koes Plus. Di radio atau pun di acara pesta, lagu-lagu Koes Plus selalu di putar. Remaja di era tersebut pun nampaknya tidak ada yang tidak mengenal Koes Plus. Album mereka pun selalu di nanti masyarakat Indonesia.
Tahun 1972 Koes Plus sempat dinobatkan menjadi band terbaik dalam Jambore Band di Senayan. Semua peserta menyanyikan lagu Barat. Namun Koes Plus berani tampil beda dengan menyanyikan lagu berbahasa Indonesia berjudul “Derita” dan “Manis dan Sayang”.
Pada masa jayanya Koes Plus pernah dibayar sangat mahal. “Waktu itu pada tahun 1975, kami telah dibayar Rp 3 juta saat pentas di Semarang,” Ungkap Yon. Bila dikurs saat ini bayaran tersebut kurang lebih sama dengan Rp 150 juta (Suara Merdeka, 4 Mei 2001).
Seperti yang kita ketahui, Koes Plus telah menghasilkan banyak hits diantarnya ‘Kolam Susu’, ‘Pelangi’, ‘Kapan-Kapan’, ‘Bujangan’, dan masih banyak lagi. Di era 90-an popularitas Koes Plus meredup dan yang sangat disayangkan mereka tidak mendapatkan uang dari hasil penjualan kaset yang berisi lagu-lagu lama mereka.
Pada 2013, Koes Plus yang terdiri Murry, Yon dan Yok sempat menggelar konser nostalgia. Konser tersebut juga merupakan penampilan terakhir Murry yang meninggal 1 Februari 2014 diusianya yang ke-65.
Sumber rujukan : wikipedia.org, dennysakrievinylfantasy.wordpress.com, rollingstone.co.id, wowkeren.com