Menjadi seorang pemain bass barangkali adalah sebuah ketidaksengajaan buat Victor Prabowo. Gara-gara departemen gitar di bandnya sudah ada yang mengisi, Victor ‘terpaksa’ main bass. Tak disangka-sangka, Victor malah jatuh cinta dengan bass. “Main bass itu ternyata enak banget. Fungsinya sebagai penjembatan rhythm dan harmoni buat aku menarik,” ungkapnya melalui pesan chat pada Kamis (30/3) sore.
Semasa kecil, Victor memang sudah diarahkan menjadi pemusik oleh orang tuanya. Pertama ia diajarkan bermain piano oleh ayahnya. Kemudian Viktor juga diberikan pendidikan gitar klasik melalui les privat. Tahun 2001, Victor mulai belajar bass secara serius di Yamaha. Ia juga sempat belajar memainkan double bass dari dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Eksplorasinya terhadap bass kebanyakan terjadi saat ia masih berdomisili di Yogyakarta. Nama-nama bassis terkenal sekitaran Kota Gudeg ini pun sempat menjadi gurunya. Mulai dari Danny Eriawan (bassist kelompok musik Kua Etnika) sampai Agung Prasetyo (leader Kirana Big Band).
Victor sempat berkesempatan mengikuti workshop Bali Jazz Summer School 2014 di Bali, di sana ia belajar dengan Frans van Geest. Pertemuan ini sangat berkesan buat Victor berkat pengetahuan-pengetahuan baru yang ia dapatkan.
Di Yogyakarta, Victor sudah memiliki sebuah band bernama Airbatu. Bandnya ini sudah memiliki debut album yang dirilis tahun 2014. Sayangnya, kini Airbatu sudah jarang main. Akibat perantauan gitarisnya dan Viktor sendiri ke Jakarta. “Sekarang saxophonist nya (juga) lagi sekolah di USA,” tambahnya.
Kini, kesibukan Victor banyak terjadi di sesi-sesi rekaman. Terakhir, ia membantu proses rekaman album band Dua Empat Jazz Affair dan penampilan mereka di Java Jazz. Victor sehari-harinya dapat ditemui di Sekolah Musik KITA Anak Negeri sebagai pengajar kelas bass mingguan.
Sumber foto : https://www.instagram.com/franzvict/