Kalian pasti pernah membayangkan jika kalian terlahir sebagai warga negara asing, apa yang akan kalian alami jika kalian tinggal jauh dari Indonesia negeri kita tercinta. Apakah kalian pernah melihat New York? Mungkin ada dari kalian yang beruntung pernah merasakan kota New York dan ada juga yang menikmatinya lewat video atau foto di beberapa website yang kalian kunjungi. Kota yang dijuluki sebagai kota yang tidak pernah tidur ini sangat terkenal dengan pusat kesenian seantero Amerika Serikat, jika kalian pernah menonton film Whiplash pasti tidak akan asing dengan kalimat ‘’we’re the best jazz band in America, which is we’re the best jazz band in the world’’. Nah dari kalimat itu saja kalian bisa membayangkan betapa hebatnya New York akan kreasi seninya.
Salah satu film yang akan KITA bahas kali ini adalah salah satu film bertemakan sekolah seni di New York berjudul Fame. KITA tidak akan mengulas cerita ataupun plot dalam film ini, tetapi yang akan KITA sajikan kepada kalian adalah lingkungan dalam sekolah seni di pusat kota New York tersebut. Dalam sekolah seni tersebut terdapat banyak sekali unsur-unsur seni di dalamnya seperti seni tari, seni musik, seni lukis, dan berbagai macam seni lainnya dalam sebuah payung institusi pendidikan. Dalam film tersebut kita dapat melihat bahwa pentingnya kreasi dalam berseni, dan vitalnya dunia seni dalam aplikasinya ke dunia nyata. Seni merupakan hal yang menyenangkan dan mengindahkan sesuatu yang tadinya tidak dapat dilihat estetikanya, dan hal itulah yang akan kita lihat dalam film Fame.
Nah sekarang jika kalian sudah melihat film tersebut atau hanya menyaksikan trailernya, kalian bandingkan dengan pendidikan seni di Indonesia terutama dalam pendidikan musik. Pendidikan musik di Indonesia masih sangat dinilai sebelah mata oleh awam, padahal pendidikan musik itu sangat penting untuk mengembangkan kepribadian seorang manusia.
Dalam hal pendidikan musik, KITA Anak Negeri pun akhirnya mengikuti jalur yang sama seperti film Fame , mengembangkan minat seni terutama musik pada individu-individu yang sangat tertarik dalam musik. KITA pun sangat mengutamakan nilai fun dalam bermain musik sehingga para murid pun tidak merasakan tekanan dalam berkreasi dan belajar musik, sama halnya yang terjadi dalam film Fame . Jadi kalau di New York ada sekolah seni terbaiknya, berarti kota Depok pun memiliki KITA Anak Negeri sebagai pusat seni musik di kota Depok. Bagi kalian yang penasaran, langsung liat saja trailernya Fame dan jika kalian memiliki ketertarikan tinggi dalam bidang musik, segeralah bergabung dengan KITA, dijamin kalian akan mendapatkan fasilitas dan kesempatan yang sama seperti di film-film seni tersebut. Belajar musik itu mudah dan menyenangkan.
Baca Juga
KITA mau meng-update nih tentang kehidupan baru sebuah Waltz yang baru ditemukan oleh Frédéric Chopin, yang baru-baru ini ditemukan dari brankas di Perpustakaan dan Museum Morgan (Morgan Library and Museum)
Nah, udah denger belum? Pianis kondang sedunia Lang Lang itu baru aja MEMPERDANAKAN (istilah kerennya World Premiere) karya baru dari Frederic Chopin, komponis Polandia yang hidup antara 1810-1849. Semua siswa
Yessss, setelah Depok petjahhh oleh Kompetisi Piano Nusantara Plus Oktober lalu, dengan jumlah peserta yang tidak tanggung-tanggung, 65 peserta (baca : https://kitaanaknegeri.com/depok-petjaahhhh/ ), bulan ini kak Ananda Sukarlan akan kembali
sebuah obituari oleh Ananda Sukarlan. Jujur saja, saya tidak begitu mengenal sosok Tatan Daniel. Tapi saya ingin menulis obituari ini karena saya pengagum karya-karya dan juga kepribadiannya sebagai seorang seniman
Hai hai, bagaimana kabarnya para peserta Kompetisi Piano Nusantara Plus? Ternyata banyak yang masih penasaran nih, terutama yang di Depok, Bekasi dan sekitar sini yang belum meraih kejuaraan. Eh, ternyata