‘Handal’, barangkali adalah kata yang paling tepat untuk menggambarkan gitaris yang satu ini. Skill gitarnya mumpuni, wawasan musiknya pun terbilang luas. Permainannya selalu epik, bahkan saat tidak berperan sebagai gitaris, misalnya seperti saat bersama band rock alternatif Ibu Kota, Barasuara, Gerald justru bermain pada departemen bass. Meski begitu, kuatnya karisma Iga Massardi maupun permainan nyentrik TJ Kusuma yang keduanya berperan sebagai gitaris, yang tentu notabenenya lebih menonjol dari bassis, tidak lantas meredupkan pesona Gerald. Malahan, Gerald jadi sosok yang teramat penting buat Barasuara. Tanpanya, mungkin band ini takkan pernah terdengar sama.
Gerald yang lahir di Jakarta pada 31 Mei 1989 mulai berkenalan dengan gitar pada usia 13 tahun. Sepanjang karirnya, ia terlibat dengan berbagai macam proyek musik yang formatnya berbeda-beda. Mulai dari band rock yang sudah kita bahas tadi, Barasuara, duo akustikan seperti Sketsa, trio jazz di Gerald Situmorang Trio, quartet bersama Hemiola, sampai yang belakangan adalah format solo akustikan yang sudah menelurkan sebuah album berjudul Solitude pada tahun lalu.
Semua proyek yang ia garap selalu ia jalani dengan serius. Kesemua nama yang disebutkan di atas selalu berujung sukses dalam format masing-masing yang dibawakan. Gerald boleh dibilang adalah tipikal musisi yang tak membatasi ekspresi. Meski dominan dengan genre jazz, Gerald tak menahan diri buat mengeksplorasi ranah rock sampai pop, seperti yang ia lakukan bersama Barasuara dan Monita Tahalea misalnya. Belakangan, ia juga masih aktif melakukan kolaborasi dengan musisi-musisi tanah air lainnya seperti Kunto Aji, Puti Chitara, dan banyak lagi. Sukses terus deh buat abang gondrong yang satu ini!