Industri musik Indonesia sedang banyak-banyaknya bermunculan musisi indie. Banyak sekali musisi indie yang muncul ke permukaan dan mendobrak dunia musik Indonesia dengan lagu-lagu yang fresh dan juga cerdas. Salah satu musisi indie yang saat ini sedang naik daun adalah Danilla Jelita Poetri Riyadi, atau yang akrab disapa Danilla. Mengusung tema jazz keroncong pada album pertamanya yaitu Telisik, Ia mendulang kesuksesan dan berhasil mencuri perhatian para penikmat musik tanah air.
Danilla lahir di Jakarta, 12 Februari 1990, adalah anak dari Ika Ratih Poespa yang juga merupakan musisi keroncong pada era 60’an. Dengan dorongan keluarga yang juga musisi, Danilla memulai karir bermusiknya. Awalnya ia bahkan tidak ingin bernyanyi karena merasa tidak memiliki teknik yang cukup, namun sang ibunda memberikan petuah dan berkata bahwa bernyanyi hanya butuh satu modal saja; ‘rasa’.
Danilla mulai kerap terdengar namanya sejak tahun 2014 berkat salah satu single-nya yang berjudul ‘Buaian’. Nada-nada sendu yang dibawakan dengan sedikit teknik jazz campur keroncong dan suara alto khas Danilla membuat para pendengar terbuai dan teringat pada musik-musik masa lampau. Tak hanya musiknya saja, Danilla juga mengemas album pertamanya, ‘Telisik’, dengan gaya yang cukup jadul; latar hitam-putih, potret dirinya memakai kebaya, dan sedang duduk di atas kursi rotan di beranda. Pendengar mau tak mau akan mendengar banyak sekali hint nada-nada jazz sekaligus keroncong dalam album ini, mengingat Danilla mendapatkan influence dari musisi-musisi jazz seperti Diana Krall dan Astrud Gilberto, juga dari ibundanya sendiri. Danilla juga banyak dibantu oleh Lafa Pratomo, produser sekaligus gitarisnya, dalam menggubah lagu-lagu. Album ‘Telisik’ ini memang didominasi oleh lagu karya Lafa, namun di album-album selanjutnya Lafa akan lebih banyak membebaskan Danilla berkarya dan membuat serta menggubah lagunya sendiri. Danilla menjadi salah satu musisi indie yang cukup diperhitungkan di ranah musik Indonesia, dan akan selalu ditunggu-tunggu penampilannya.
Penulis sendiri mulai mendengarkan dan pertama kali melihat penampilannya saat acara ulang tahun dari kafe Endah n Rhesa House sekitar tahun 2014. Penampilan itu terasa sangat berkesan dan terasa sangat intim karena jarak hanya beberapa meter saja antara penampil dan penonton.