Tips untuk Orang Tua
“Kak, anak saya belajar piano. Saya ingin mendampingi dia berlatih. Tapi, terus terang, saya tidak mengerti musik sama sekali. Hmm, bagaimana ya caranya supaya saya bisa tetap mendampingi anak saya berlatih?” Ibu itu menaruh microphone dan kembali duduk. Saya mencermati wajah orang tua murid lain dalam salah satu sesi diskusi dengan orang tua murid KITA Anak Negeri itu. Senyum dan mata mereka semua mengatakan,”Ya itu benar. Saya juga mengalaminya.”
Pertanyaan Ibu tadi membuat saya senang. Pertanyaan rendah hati yang sangat penting untuk kelancaran studi. Bagaimanapun, dalam satu minggu instruktur hanya bertatap muka sekitar empat puluh menit dengan siswa. Orang tua punya kesempatan lebih besar. Hubungan antara siswa, instruktur, dan orang tua adalah segitiga yang saling membutuhkan. Hilang atau minimnya satu peran membuat segitiga pincang. Tidak satupun punya peran lebih besar atau dominan.
Sobat KlasiKITA, kali ini saya mewawancarai beberapa orang tua siswa Piano Klasik KITA Anak Negeri, antara lain Nolasari Nurinalita (@uniola) orang tua dari Karenina Annabelle Mikhaila, Weni Wiryasari (@ray_omoni) orang tua dari Muhammad Rayhan Gunawan, dan Peberliana (@peberliana) orang tua dari Bryliana Grace Yocelyn Tarigan. Mereka berbagi cerita tentang cara mendampingi anak-anak berlatih di rumah. Cara yang mereka gunakan sangat sederhana namun efektif. Semoga bisa menjadi contoh bagi Sobat KlasiKITA.
Mengelola Jadwal
“Rayhan saat ini homeschooling dan belum masuk sekolah formal. Pagi hari digunakan untuk jalan pagi atau olahraga. Sesi akademik dimulai dari jam 9 sampai 12.30. Setelah itu waktu Rayhan bebas untuk berkegiatan yang lain. Biasanya menghabiskan waktu dengan bermain, membaca, atau menggambar. Main game hanya boleh saat weekend dan maksimal 1 jam. Latihan piano biasanya dilakukan setiap sore hari selama 30 menit. Malam hari waktu istirahat dan kumpul keluarga,” kata Weni Wiryasari. Dengan mengelola jadwal, Rayhan jadi bisa punya variasi kegiatan yang rapi. Kegiatan akademis, hobi, olahraga, kegiatan keluarga, dan musik berjalan beriringan.
Memberi arahan juga penting agar anak bisa mengelola kegiatan. “Saya memberi rambu-rambu untuk Karenina, mana yg wajib, seperti studi, dan yang sebaiknya tidak dilakukan,” ujar Nolasari Nurinalita. Karenina berlatih 10 sampai 15 menit saat weekdays, dan lebih dari 30 menit saat weekend.
Memberi Kesempatan Anak Berlatih Mandiri
Sobat KlasiKITA, ternyata tidak semua anak senang didampingi secara fisik oleh orang tuanya. Semangat mereka turun mendengar orang tua yang reaktif mengoreksi untuk setiap kesalahan waktu berlatih. “Saya mendengarkan saja dari jauh. Kalau Karen kesulitan dia akan minta tolong,’Mommy, help! Ini mainnya gimana ya?’ baru saya dekati,” ujar Nolasari. Ia sering mengajak Karenina menonton beberapa pianis di YouTube memainkan lagu yang sedang Karenina pelajari.
Membuat Pengalihan
Berlatih musik bukan tanpa tantangan. Salah satu tantangan besar adalah mengelola rasa bosan. “Dengan sabar mengingatkan Bryli untuk mengulang latihan piano. Suami saya sering mengajak Bryli bernyanyi untuk menumbuhkan semangat Bryli agar bisa bermain piano,” cerita Peberliana. Cara itu membuat Bryli merasa dunia musik sangat luas. Ia mendapat pengalaman merasakan sisi lain dunia seni musik.
Menyaksikan penampilan siswa lain tentu juga bisa menjadi pengalihan. Contoh satu siswa KITA Anak Negeri Ariella Ramadani (@ariellafirmansyah) yang memainkan karya Ananda Sukarlan berjudul The Clarinettist and The Mouse Deer https://www.youtube.com/watch?v=orKQMorJ7io&t=7s atau instruktur Devina Novia Ferty (@devinanferty) yang tampil duet dengan siswa vokal Vicelly Maura Firzan https://www.youtube.com/watch?v=Ajq96cEmj2Q.
Kepala Divisi Piano Klasik KITA Anak Negeri bahkan pernah membuat karya berjudul unik, Amelia Thinks Classical Music is Boring, Sobat KlasiKITA bisa saksikan di sini https://www.youtube.com/watch?v=qDhUQmBVFvY.
Atau kalau Sobat KlasiKITA ingin menyaksikan video konser secara utuh, KITA Anak Negeri juga pernah menggelar konser dengan konsep yang tidak biasa, berjudul ‘Perjalanan Askara’ https://www.youtube.com/watch?v=EzD0IdouvTM&t=755s.
Membuat Kesepakatan
Kesepakatan antara anak dan orang tua bisa dibuat untuk mengelola kegiatan harian. Seperti Bryli yang punya kewajiban berlatih 30 menit setiap harinya. “Ini bentuk kedisiplinan yang kami sepakati bersama. Les piano ini atas keinginan Bryli sendiri, jadi dia harus bertanggung jawab terhadap pilihannya,” terang Peberliana.
Sedangkan Rayhan, terkadang minta waktu latihan mundur karena masih semangat bermain atau butuh tambahan waktu istirahat. Kesepakatan pun dibuat agar sesi latihan piano tetap bisa berjalan. “Boleh istirahat atau main sekian menit setelah itu latihan,” kata Weny.
Mencoba Mendengarkan dan Memahami
Salah satu peran besar orang tua dalam pendidikan musik adalah mencoba mendengarkan isi hati anak. Bukan tidak mungkin rasa malas, jenuh, atau hal lain yang berpotensi menghalangi proses belajar disebabkan oleh hal yang tidak berhubungan dengan musik itu sendiri.
Selain kegiatan sekolah dan free time, Nola tidak pernah lupa untuk menyelipkan waktu berdua untuk berbincang atau sesi curhat dengan Karenina. “Kita update tentang kehidupan kita masing-masing,” katanya.
Peberliana juga berusaha mendengarkan keluhan Bryli apabila mengalami hambatan dalam belajar. “Saya berusaha merasakan posisinya dan kembali mengingatkan bahwa tidak apa-apa untuk merasa bosan namun besok kembali berlatih,” terangnya.