Siapa bilang untuk jadi guru vokal harus berasal dari sekolah musik? Gustam Pribadi, salah satu guru vokal di KITA Anak Negeri, tidak pernah mengenyam pendidikan vokal di sekolah musik. Namun saat bicara penguasaan teknik dan teori, Gustam sama sekali tidak kalah dengan lulusan-lulusan sekolah musik.
Awal mula interaksi dengan musik dimulai ketika ia mengenal Hasan Ali, ayahanda Emilia Contessa, di Banyuwangi. Darinya ia belajar teknik olah vokal hingga memiliki nyanyian yang matang. Pada masa ini, Gustam belum bergelut dengan teori-teori musik, namun hal itu tidak menghalanginya untuk mengiyakan tawaran koleganya melancong ke Jakarta.
Di Jakarta, Gustam tidak langsung terjun ke dunia musik. Awalnya ia coba-coba menjajal pekerjaan di studio produksi film. Baru kemudian Gustam menguji peruntungannya dengan mengikuti lomba menyanyi Cipta Pesona Bintang RCTI pada tahun 1991. Hasilnya memuaskan, juara tiga berhasil ia sabet. Dari sini, karir Gustam di dunia musik profesional pun dimulai.
Periode 1992-1993, Gustam kembali menjuarai lomba menyanyi di Pasar Raya. Tak tanggung-tanggung, kali ini ia berhasil jadi yang terbaik, juara satu. Kemudian, Pungky Madjie, salah satu juri yang menilainya di lomba ini, menawarkan Gustam untuk menjadi pengajar di sekolah musik yang ia kelola. Jeli melihat kesempatan, tawaran ini pun Gustam terima.
Pada 1993, sekolah musik yang bernama STUDIO 16 ini menjadi wadah pertama Gustam mengajar. Saat itu, Gustam mengaku belum menguasai teori-teori musik, baru menguasai perkara teknis saja. Untungnya, kelas vokal yang ia ajar memang berkutat dengan pembelajaran bidang teknis yang minim teori. Salah satu murid teranyar Gustam dari kelas pertamanya ini adalah penyanyi sekaligus aktris Dhea Ananda.
Aktif mengajar menambah pengetahuan dan kelihaian Gustam dalam bermusik. Relasinya dengan pegiat-pegiat musik segala bidang pun meluas. Hingga akhirnya, mendekati tahun 2000-an ia mengenal Ireng Maulana, salah satu musisi jazz paling berpengaruh di Indonesia. Dari Ireng, Gustam pun mengenal Tamam Husein, seorang musisi yang mengajarkannya dengan teori-teori musik. Lewat bimbingan Tamam lah Gustam jadi semakin whole-package. Kemampuan dan pengalamannya yang kuat di bidang teknis, dapat ia kembangkan lagi sejak ia mengenal teori-teori musik.
Lompat dari satu kafe ke kafe lain, event satu ke event lain, workshop satu ke workshop lain, sudah menjadi kegiatan rutin Gustam sehari-hari. Di samping itu, kesukaannya mengajar masih ia teruskan hingga sekarang.
Gustam adalah guru vokal pertama di kelas vokal Sekolah Musik KITA Anak Negeri. Pengalamannya yang banyak membuatnya mampu merancang model pendidikan di kelas vokal yang baik. Visi dan tekadnya dalam bermusik ia curahkan saat merintis kelas vokal di KITA Anak Negeri, hingga akhirnya bisa sebesar dan semandiri sekarang.
Kini, Gustam sedang berfokus pada pendidikan musik kedua anaknya. Kesesuaian minat dan bakat antar Gustam dan anak-anaknya membuat Gustam dapat mencurahkan pengetahuan yang dimilikinya soal musik secara langsung dan dekat. Niatnya, ia akan membuat proyek album musik penuh untuk kedua anaknya ini. Harapannya, agar anak-anaknya mampu menjadi penyanyi professional seperti dirinya juga.