Acara Musik Teras Atas dengan tema Folk Night yang digelar akhir Oktober 2016 berlangsung asyik nan syahdu. Jika kamu hadir di acara tersebut, pastinya kamu tak akan melewatkan penampilan solois yang bernama Rull Darwis. Penasaran dengan profil Rull Darwis? Yuk kita simak artikel berikut ini!
Rull Darwis sudah mengenal musik saat remaja. Seperti remaja-remaja lain di kampungnya, Rull Darwis kala itu pun senang bergitaran dengan teman-temannya. Saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, ia bahkan dipercaya untuk mengikuti lomba “Bina Musika” dan sempat dua kali mewakili kota Jambi untuk mengikuti perlombaan tersebut di Jakarta.
Saat SMA, Rull Darwis mulai membentuk sebuah band. Ia bercerita tujuan ngeband saat itu adalah untuk tampil di acara pernikahan. Setelah lulus dari SMA, ia memutuskan untuk hijrah ke Jogja. Dan di sana ia sempat tergabung dalam Kelompok Penyanyi Jalanan Malioboro. Kelompok tersebut banyak menciptakan lagu-lagu yang bertema kritik sosial.
Pada awal tahun 90, Rull Darwis memutuskan untuk mencari peruntungan ke Jakarta. Lalu ia bergabung dengan grup country, Black Horse. Grup musik tersebut pernah tampil di Hotel Indonesia dan Pits Pub Pondok Indah. Pada tahun 1992, Rull Darwis mendapat kesempatan bermain gitar akustik dalam produksi Sirkus Barock Sawung Jabo dan tampil di Graha Bhakti Budaya TIM dan Gedung Kesenian Jakarta.
Rull Darwis sempat berhenti main musik dan bekerja di management artist Kla Project selama 1 tahun (1995-1996). Selepasnya dari management artist Kla Project, kemudian ia pindah bekerja di sebuah Production House. Di situlah ia mulai berkenalan dengan tata suara dan editing video sampai 2001. Selama masa vakumnya, Rull Darwis tetap produktif membuat lagu. Pada 2011, ia menggarap album perdana dan album tersebut dirilis 2012. Album perdananya diberi tajuk “rull&theundercover” yang dipasarkan secara independent.
Di pertengahan 2016, ia kembali aktif bermain musik dan berkesempatan mengisi acara reguler bulanan milik temannya bertajuk Live at Rumah Bonita. Lewat dukungan teman-temannya, Rull kembali bersemangat dan menjajal banyak panggung diantaranya Earhouse, Kedai Cikini, coffeewar (Kemang), Jazz Corner (Malang), Legi Pait, Komika, dan Banjarnegara. Di akhir 2016, penyanyi yang kerap disapa Rull ini bahkan sempat membuat tour di Jogja, Solo hingga Lombok.
Menurut Rull Darwis, inspirasinya dalam bermusik banyak terpengaruh dari musik yang ia dengar diantaranya : Dire Straits, The Beatles, Bob Dylan, Eric Clapton, John Denver, Alabama, Clint Black, Garth Brooks, Franky and Jane, Ebith G Ade, Iwan Fals serta beberapa musisi blues dan folk lainnya. Menurutnya, semua musisi tersebut menginspirasi dan memberi warna pada musiknya.
Dalam proses menciptakan lagu, Rull Darwis mengaku menemukan banyak inspirasi. Salah satu inspirasi dalam mencipta lagu di album pertama ia dapatkan dari kegundahannya mengenai keadaan dan situasi negeri ini. “Di negara kita kok kayaknya orang-orang sudah mulai mengkotak-kotakan dirinya, berkelompok-kelompok. Padahal kita itu kan sesuai namanya Bhineka Tunggal Ika, kita lahir dengan kebudayaan dan adat istiadat yang berbeda. Menurutku Tuhan sudah menggariskan kita ya begini hidupnya, dan ga perlu dibikin seragam,” ungkapnya. Dari kegundahannya tersebut akhirnya lahir lagu berjudul “A Pledge for Nation”.
Selain bermusik, penyanyi folk kelahiran Jambi ini, juga aktif menjadi pengajar musik di sebuah sekolah. Uniknya, ia mengajarkan musik untuk kelas berkebutuhan khusus. Jika tidak ada halangan, rencananya tahun ini ia akan merilis album kedua.
Nah, untuk kamu yang penasaran dengan penampilan Rull Darwis di Musik Teras Atas – Folk Night, yuk kita simak video berikut ini!