Saat kecil, Yulianto Endarmawan tidak pernah menyangka kelak akan menjadi pemain biola yang sebesar sekarang. Tumbuh di keluarga religius dengan adat militer, praktis membuat pria yang biasa dipanggil Mas Yuli ini hanya berinteraksi dengan musik pada departemen vokal melalui kegiatan gereja.
Baru saat memasuki jejang SMA, melalui Sekolah Menengah Musik (SMM), Mas Yuli mulai berkenalan dengan biola. Pada masa ini Mas Yuli berkenalan dengan musik klasik, perbendaharaan musik Mas Yuli pun kian berkembang.
Lulus dari SMM, Mas Yuli makin menseriusi hobinya pada musik. Tekadnya ia buktikan dengan mengambil studi sarjana di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, pada jurusan <em>perform</em> biola.
Pada perkembangan selanjutnya, hakikat musik bagi Mas Yuli bukan lagi menjadi sekadar hobi. Musik menjelma menjadi mata pencaharian baginya.
Saat ditanya mengenai alasan dirinya memilih biola sebagai alat musik yang geluti, Mas Yuli mengaku ketertarikannya timbul akibat situasi dahulu dimana masih jarang orang yang menguasai alat musik biola. “Saya tertarik karena gak banyak orang tahu,” ungkapnya saat ditemui di Gedung KITA Anak Negeri pada Sabtu (18/3) sore.
Setelah merantau ke Jakarta dan menjajaki profesi sebagai penggesek biola di beberapa kelompok orkestra, Mas Yuli memutuskan membangun kelompok orkestranya sendiri. Grup orkestra yang ia namakan “Divine Mercy Orchestra” (DMO) ini cukup sering tampil di banyak acara di Ibu Kota.
Mas Yuli mengaku, kesuksesannya dibidang musik adalah berkat kesukaan dan keseriusannya dalam menggeluti musik. Ia selalu melibatkan ‘rasa’ dalam semua komposisi yang ia mainkan. “Musik itu separuh rasa, separuh logika,” jelasnya.
Pria yang kini juga menjadi salah satu pengajar Kelas Biola di KITA Anak Negeri ini juga mengaku bahwa keinginannya untuk mengajar timbul dari rasa ingin tahunya akan hal-hal baru. “Mengajar itu ada sesuatu yang unik. Uniknya itu tadi, ternyata setiap individu itu punya perbedaan-perbedaan masalah yang seorang guru itu memang harus cari solusi,” katanya.
Nah, semoga kisah Mas Yuli yang menginspirasi ini dapat menjadi suntikan semangat bagi generasi-generasi muda untuk belajar dan menjadi praktisi musik!