Update Piano Nusantara Plus: Batas Usia, Hadiah Spesial dll
Hallo Sobat KlasiKITA! Minal Aidin Wal Faizin ya semua, mohon maaf lahir dan bathin. Semoga liburan ini kalian sudah menikmatinya dengan produktif, baik berupa liburan untuk penyegaran maupun yang tinggal di rumah, bisa punya banyak waktu untuk latihan instrumen atau vokal.
KITA ada updates nih dari panitya Kompetisi Piano Nusantara Plus yang semuanya berupa kabar baik! Langsung aja yah …..
1. Pertama, soal penyesuaian batas umur untuk kategori Tembang Puitik. Atas persetujuan Kak Ananda Sukarlan, kini batas usia para vokalis dinaikkan menjadi 35 tahun. Yeeeyyy!
2. Hadiah spesial dari kak Ananda Sukarlan pribadi untuk beberapa pemenang. Karena ini sifatnya pribadi, jadi ini juga keputusan prerogatif dari Kak Ananda sendiri sebagai ketua juri dan komponis dari karyanya, yang dapat menilai siapa yang layak mendapatkannya. Hadiahnya berupa DEDICATION dari karya yang dimainkan pemenang tersebut, kalau karya itu memang karya baru. Selain itu, peserta yang memainkan karya baru bisa diundang untuk konser sebagai pertunjukan perdana karya baru tersebut (World Premiere). Apa sih gunanya mendapat dedication yang ditulis di partitur, dan / atau tercatat sebagai musikus yang memperdanakan sebuah karya? Banyak, dan panjang banget. Daripada salah, ini dengerin aja deh kak Ananda sendiri menjelaskannya.
3. Nah, karya-karya baru itu apa saja? Ini ada beberapa karya tambahan untuk dipilih sebagai lagu wajib di Kompetisi Piano Nusantara Plus. Ada tiga, yang merupakan kabar baik untuk para pemain klarinet, biola (violin) dan tentu saja piano:
A. Fantasy on Ismail Marzuki’s “Aryati” untuk klarinet dan piano. Ini panjangnya hanya dibawah 5 menit, dan sebetulnya part klarinetnya tidak sulit-sulit amat (menurut kak Ananda loh!). Part pianonya yang malah cukup menantang (seperti karya-karya musik kamar atau chamber music kak Ananda lainnya), bukan sekedar “iringan”. Ini juga berlaku untuk karya-karya wajib lainnya sih, karena seperti yang sudah diumumkan, di kompetisi piano PLUS ini dinilai bukan hanya vokalisnya (di kategori Tembang Puitik) atau pemain instrumennya, tapi sebagai grup musik utuh, baik duo, trio sampai kuintet, dan dinilai semua pemainnya. Beda dengan kompetisi Tembang Puitik Ananda Sukarlan, dimana pianisnya kalau salah main ya ga papa asal tidak mempengaruhi performa sang vokalis, karena pianisnya tidak masuk penilaian. Ingat loh, jadi di Kompetisi Piano Nusantara Plus, sang pianis di grup musik kamar bukan “asal mengiringi”!
“Aryati” Fantasy ini sebetulnya adalah sebuah sketsa untuk karya yang lebih besar dengan formasi lebih banyak instrumen, tapi ternyata bukan sekedar sketsa, melainkan memang bisa berdiri sendiri, sah sebagai karya untuk klarinet dan piano dengan tingkat kesulitan intermediate, untuk pianis dan klarinetis sekitar grade 5-6.
B. Findolandesia, untuk biola dan piano yang panjangnya sekitar 6 menit. Wah judulnya susah amat ya? Hehehe …. itu sebetulnya gabungan dari “Finlandia dan Indonesia”. Ini adalah karya baru kak Ananda yang dipesan oleh pemerintah Finlandia untuk memperingati 70 tahun hubungan diplomatik Finlandia dan Indonesia tahun ini. Kak Ananda akan memainkannya dengan pemain biola Finlandia di Helsinki, tapi ternyata Kedutaan Besar Finlandia di Indonesia juga tertarik untuk mempagelarkannya di Jakarta, jadi kak Ananda telah meminta pemain biola muda, sangat berbakat dan cantik Aurell Marcella untuk bermain bersamanya memperdanakan karya ini. Jadinya benar-benar “World Premiere” deh karena rencananya Aurell dan kak Ananda akan memainkannya dulu di Jakarta, baru kemudian kak Ananda ke Finlandia untuk memainkannya di acara oficial perayaan hubungan diplomatik tersebut di Helsinki.
Aurell Marcella Felicia adalah siswa tahun terakhir di Australian Institute of Music di Sydney. Aurell ikut audisi G20 Orchestra tahun 2022 dan tentu diterima menjadi bagian dari orkes tingkat dunia yang menjadi legacy (warisan) dari Indonesia sebagai pendiri orkes kelas dunia ini saat negeri kita menjadi tuan rumah G20. Kak Ananda sendiri bahkan bilang ke KITA bahwa Aurell adalah salah satu pemain Indonesia favoritnya di orkes ini, makanya kak Ananda mempercayainya untuk memperdanakan Findolandesia yang baik part biola maupun pianonya tidak mudah ini.
C. Yang terakhir, untuk piano solo yang sebetulnya sudah cukup terkenal di berbagai belahan dunia tapi malah belum pernah dimainkan di Indonesia. “No More Moonlight Over Jakarta” punya sejarah yang sangat spesial …. nah, lagi-lagi, silakan klik saja deh ya link ini.
https://www.tinemu.com/temu-pande/31712193420/ananda-sukarlan-merusak-karya-beethoven-demi-ahok
Karya ini panjangnya sekitar 6 menit juga, dan telah dimainkan oleh Yael Weiss di banyak negara, dan kini telah “dipungut” oleh beberapa pianis lain, tapi belum ada pianis Indonesia. Peserta (dan semoga pemenang!) Kompetisi Piano Nusantara Plus punya kesempatan besar untuk menjadi pemain pertama karya ini di Indonesia!
Nah, kalau mendengar penjelasan Kak Ananda Sukarlan di youtube itu, nama kalian akan masuk dalam sejarah permusikan di Indonesia. Dan itu penting untuk biodata kalian nantinya bahwa kalian dipercayai untuk memperdanakan sebuah karya, bahkan menjadi dedicatee dari sebuah karya yang artinya karya itu tercipta karena sang dedicatee.
OK deh, good luck untuk semua peserta, dan tentu Depok bangga menjadi bagian dari sejarah musik klasik Indonesia ini. May the best win!