“Muridku sering lari-larian di dalam kelas. Tenaganya kayak enggak abis-abis! ”
“Aku pernah dilempar gitar sama muridku waktu dia baru bad mood,”
“Muridku selalu menghindari tatap mata sama orang lain. Dia juga fokusnya enggak bisa lama,”
Sobat KlasiKITA, beberapa kondisi di atas tentu tidak asing lagi di telinga kita. Sering kita mendengar cerita pengajar musik yang menemui situasi tidak biasa di dalam kelas. Kualitas komunikasi pengajar dan murid berperan sangat penting di dalam pendidikan musik. Oleh karena itu, pengajar harus tahu cara menghadapi berbagai situasi kelas.
Sekolah musik KITA Anak Negeri sangat memberi perhatian pada pendidikan untuk siswa berkebutuhan khusus. Divisi Kelas Bermain, yang dikepalai Kak Ananda Sukarlan, adalah wadah yang menampung siswa berkebutuhan khusus, mental maupun fisik, untuk juga bisa menikmati pendidikan musik.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan diri para pengajar, KITA Anak Negeri mengadakan seminar pengajar internal berjudul “Teaching Music to Special Needs Students” pada Rabu, 29 Mei 2024 bertempat di lantai 3 Gedung KITA Anak Negeri. Hadir sebagai pembicara adalah Kak Saphira Hertha dari Music Therapy Centre Indonesia https://www.instagram.com/musictherapycentreind/.
Seminar itu bukan cuma ditujukan bagi pengajar Divisi Kelas Bermain yang memang berhadapan langsung dengan siswa berkebutuhan khusus, namun untuk semua pengajar musik KITA Anak Negeri. “Kita memang ingin membentuk sekolah musik yang ramah untuk siswa dari semua kalangan, termasuk bagi siswa berkebutuhan khusus,” ujar Ibu Evi Raswandi yang juga mengajak semua karyawan manajemen KITA Anak Negeri untuk bergabung di dalam seminar.
Ada banyak sekali pengajar yang punya pengalaman mengajar siswa berkebutuhan khusus. Sebagian besar dari mereka mengaku tidak punya bekal pendidikan formal untuk mengajar siswa berkebutuhan khusus. “Jadi, saya saat bingung, saya coba untuk memposisikan diri sebagai murid berkebutuhan khusus itu. Apa yang ingin saya lakukan seandainya saya adalah dia,” ujar Kepala Divisi Strings Ivan Luthfie saat membagikan pengalamannya.
Dalam materinya, Kak Saphira menyampaikan agar para pengajar lebih peka dan memperhatikan tanda-tanda yang muncul di dalam perilaku siswa. Kak Saphira menjabarkan satu per satu, secara sangat detil, tanda-tanda yang biasanya muncul pada autisme, Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD), dan beberapa kondisi lainnya. Dalam berkomunikasi, pengajar harus menyampaikan instruksi dengan spesifik dan jelas. “Pecahin instruksinya kecil-kecil,” ujar Kak Saphira yang membawakan materi dengan jelas dan menyenangkan.
KITA Anak Negeri ingin turut serta berperan mendukung proses terapi dan pendidikan yang para siswa kebutuhan khusus dapatkan lewat terapi di berbagai tempat dan sekolah. “Target capaian utamanya tidak melulu bersifat kemampuan bermain musik. Tergantung dari situasi yang dialami setiap siswa,” ujar Ibu Evi.
Kak Ananda Sukarlan, yang juga merupakan Kepala Divisi Piano Klasik, sempat mengatakan bahwa disabilitas bukanlah batasan.”Mungkin lebih tepat kita gunakan kata difabel, different ability. Mereka mampu tapi dengan cara yang berbeda,” ujar Kak Ananda.
“Itu sebabnya di Kompetisi Piano Nusantara Plus, dimana KITA Anak Negeri juga menjadi salah satu penyelenggara di bulan Oktober nanti, kita juga adakan kategori untuk disabilitas atau berkebutuhan khusus. Mereka mempunyai hak yang setara dalam bermusik,” kata kak Ananda Sukarlan yang juga kebetulan lahir menyandang sindrom Asperger (Asperger’s Syndrome).
Seminar ini merupakan satu realisasi komitmen lembaga untuk terus belajar mengembangkan diri bagi pendidikan siswa berkebutuhan khusus. “Ke depan, kita semua harus bisa membuat mereka yang disable menjadi able!” kata Kak Ananda.
Berikut adalah daftar peserta yang turut hadir dalam seminar:
1. Brigitta Dyah Utami (Kepala Divisi KlasNol & pengajar vokal)
2. Malvino Novalino Theodore Kotten (pengajar gitar elektrik)
3. Alphianno Hivena Kambodji (pengajar vokal dan KlasNol)
4. Willyam Stevano Lusi (pengajar Keyboard)
5. Astia Aurelia Dorothy (pengajar Piano Klasik)
6. Andante Mulat Sulistiani (pengajar vokal)
7. Romansa Kristianda Pramadhika (pengajar Keyboard, Piano Pop, dan Saxophone)
8. Gustaman Prihadi (Kepala Divisi Vokal)
9. Muhammad Purnama Aji (pengajar Drum)
10. Ivan Luthfie (Kepala Divisi Strings)
11. Anugerah (pengajar Piano Klasik & Kelas Bermain)
12. Devina Novia Ferty (Kepala Divisi Keyboard, pengajar Piano Pop, KlasNol, dan Piano Klasik)
13. Michael Harditya (pengajar Kelas Bermain)
14. Maria R. S. P. S Tukan (pengajar Piano Klasik)
15. Nur Khaled Aziz (pengajar Piano Klasik)
16. Imada Nugroho Hutagalung (pengajar Gitar Klasik)
17. Marvin Triyanto Rihardie (pengajar Bass)
18. Rio Moreno (Kepala Divisi Piano Kontemporer)
19. Muhammad Arifandi (pengajar Gitar Klasik)
20. Muhammad Aldo (pengajar Drum)
21. Elsa Dwi Oktavianti (Front Office)
22. Dinda Razzua (Marketing)
23. Juliana (Humas)
24. Deodato Maharddhika (Marketing)
25. Fajaruddin (Kurikulum)
26. Triar Beni (Kepala Divisi Drum Kid)
27. Arif Budiman (pengajar Vokal)