Sungai Ciliwung sudah menjadi bagian dari kehidupan warga Kota Depok. Menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan ketika sungai yang alirannya banyak melewati area-area vital Kota Depok ini kurang dipedulikan masyarakat. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Sungai Ciliwung merupakan sungai yang kotor dan banyak sampah. Aliran Sungai Ciliwung juga kerap meluap dan membanjiri banyak daerah di Jakarta dan beberapa daerah di Depok.
Kurangnya kepedulian masyarakat menjadi salah satu sebab sukarnya perbaikan kondisi Sungai Ciliwung. Baik yang secara aktif berkontribusi terhadap pencemaran sungai seperti membuang sampah, sampai yang sekadar apatis dan tak mau tahu.
Meski begitu, sekelompok warga asal Depok yang peduli mencoba mengartikulasikan kepedulian mereka dengan membentuk sebuah komunitas berbasis lingkungan. Komunitas Ciliwung Depok (KCD) namanya. Komunitas ini mengupayakan timbulnya kepedulian masyarakat Depok terhadap Sungai Ciliwung, terutama warga yang tinggal di Daerah Aliran Sungai (DAS), sebab mereka akan lebih sering berinteraksi dengan Sungai Ciliwung.
Kegiatan yang KCD inisiasi ada banyak sekali. Sebut saja Saung Pustaka Air (SPA) yang mewadahi kegiatan-kegiatan berbasis pendidikan seperti perpustakaan mini, aktivitas kesenian, dan lain sebagainya. Sedikitnya sampai saat ini sudah ada lima SPA, yang kesemuanya terletak di area yang dilewati aliran Sungai Ciliwung. Melalui SPA, KCD berkeinginan agar masyarakat sekitar DAS dapat lebih mengenal dan mencintai sungai.
KCD sendiri mengadakan kegiatannya di jembatan Grand Depok City (GDC), Kota Kembang Depok. Di sini mereka banyak menggelar kegiatan-kegiatan seperti festival mural untuk merayakan Hari Bumi yang baru diadakan beberapa waktu lalu.
Selain itu, ada juga kegiatan-kegiatan yang mengajak masyarakat untuk ikut berinteraksi langsung dengan Sungai Ciliwung. Seperti kegiatan Piket Ciliwung yang mengajak masyarakat membersihkan sampah di sepanjang aliran Ciliwung di Depok. Ada juga kegiatan Berbenah Ciliwung, yakni kerja bakti yang dilakukan seminggu sekali untuk merawat DAS.
Sumber referensi : greeners.co
Sumber foto : https://www.facebook.com/KomunitasCiliwungDepok/
Baca Juga
KITA mau meng-update nih tentang kehidupan baru sebuah Waltz yang baru ditemukan oleh Frédéric Chopin, yang baru-baru ini ditemukan dari brankas di Perpustakaan dan Museum Morgan (Morgan Library and Museum)
Yessss, setelah Depok petjahhh oleh Kompetisi Piano Nusantara Plus Oktober lalu, dengan jumlah peserta yang tidak tanggung-tanggung, 65 peserta (baca : https://kitaanaknegeri.com/depok-petjaahhhh/ ), bulan ini kak Ananda Sukarlan akan kembali
sebuah obituari oleh Ananda Sukarlan. Jujur saja, saya tidak begitu mengenal sosok Tatan Daniel. Tapi saya ingin menulis obituari ini karena saya pengagum karya-karya dan juga kepribadiannya sebagai seorang seniman
Hai hai, bagaimana kabarnya para peserta Kompetisi Piano Nusantara Plus? Ternyata banyak yang masih penasaran nih, terutama yang di Depok, Bekasi dan sekitar sini yang belum meraih kejuaraan. Eh, ternyata
Yesss! Depok sukses menyelenggarakan kompetisi musik klasiknya yang pertama dalam sejarah. Sejarah itu telah tertorehkan hari Minggu, 6 Oktober 2024 di Auditorium Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, bersama