Musik Teras Atas #2 telah digelar pada 30 November 2016 dengan tema berbeda yakni Folk Night. Selaras dengan temanya yang identik dengan gitar akustik. Di acara Musik Teras Atas kala itu memang tak ada distorsi, namun acara tersebut tetap bisa dinikmati sambil menyeruput secangkir kopi. Dikarenakan cuaca yang kurang mendukung, Musik Teras Atas tidak digelar di teras atas. Namun acara ini tetap terlaksana di ruang lantai 3 gedung KITA Anak Negeri.
Menyajikan tema yang santai dan syahdu, tentu ada nuansa baru yang dihadirkan Musik Teras Atas malam itu. Banyaknya lampu-lampu yang menghiasi panggung, bangku penonton yang dekat dengan penampil dan dihadirkan juga pembawa acara yang lucu dan mampu menghangatkan suasana.
Musik Teras Atas malam itu menampilkan Savasvara, Himalaya, Jason Ranti, dan Rull Darwis. Setiap penampil datang dengan ciri khasnya masing-masing yang membuat malam itu semakin berwarna. Dan sebelum acara berakhir, ada pula kolaborasi dari Rull Darwis dan Jason Ranti yang menutup acara dengan seru.
Nah, sebentar lagi Musik Teras Atas ke-3 akan kembali hadir. Jadi, sampai jumpa di Musik Teras Atas #3 dengan tema yang berbeda!
Baca Juga
Tegang? Nggak sabar? Gelisah tapi excited? Dari KITA Anak Negeri juga mewakili dewan juri kita kak Ananda Sukarlan dan kak Gwynn Elizabeth Sutanto, kami hanya bisa bilang, “Semangat, teman-teman peserta
Roket Kompetisi Piano Nusantara Plus 2024 telah lepas landas, 25 Agustus kemarin di Bogor, tepatnya di Harmoni Musik, Yamaha. Minggu depan 31 Agustus akan diadakan di Bandung, dan bulan September
Ada sesuatu yang istimewa di dunia musik klasik Indonesia saat perayaan 17 Agustus tahun ini. Wow, kita bangga sekali dengan Yonggi Fayden Cordias Purba, siswa piano KITA Anak Negeri. Kali
oleh Ananda Sukarlan, ketua Divisi Piano Klasik KITA Anak Negeri Satu opera saya yang diproduksi secara bertahap adalah Saidjah & Adinda. Semua orang Indonesia tahu dong tentang kisah cinta ini,
Curhatan Ananda Sukarlan, ketua Divisi Piano Klasik KITA Anak Negeri Nah, di Indonesia kita sering dengar frase itu kan? Sejak saya masih sekolah waktu remaja, orangtua saya bahkan bilang, bahwa