Sangar, urakan, berisik, sedikit kurang ajar tapi banyak mabok, serta beberapa kata-kata kurang baik lainnya seringkali dikaitkan dengan musik metal oleh kebanyakan orang awam. Bahkan, beberapa kalangan penggemar metal sendiri pun cukup suka mengaitkan diri dengan pembawaan-pembawaan yang demikian.
Sedikit yang menyangka, ternyata pembawaan-pembawaan yang disebutkan sebelumnya hanya sebatas stigma kurang berdasar. Rupanya, metal pun tidak perlu sangar, bisa agak rapihan, tak perlu berisik-berisik amat, mampu bersopan-santun dan tak usah mabok.
Bagus Dwi Arinto, drummer band metal progresif bernama Beauty Kill The Beast, mengamini hal ini. Saat diwawancarai di Gedung KITA Anak Negeri pada Rabu (19/4) siang, pria yang biasa disapa Bagus ini menerangkan bahwa apa yang dikenal masyarakat sebagai karakteristik musik, pemusik, dan penggemar metal sebenarnya tidak ada kaitannya dengan identitas musik metal itu sendiri. “Itu tergantung konsep diri sih, lifestyle masing-masing,” jelasnya.
Pemusik dan penggemar musik lainnya pun bisa saja sangar, urakan, berisik, sedikit kurang ajar dan banyak mabok. Tidak ada privilege yang hanya dimiliki pemusik atau penggemar metal untuk melakukan hal-hal yang demikian.
Memang, kalau kita menyaksikan pertunjukkan musik metal, kerap ditemukan penampilan yang melibatkan aksi panggung brutal yang terkesan berbahaya. Tapi jangan salah sangka, aksi yang kamu lihat di panggung itu sebenarnya adalah sebuah format penampilan yang terencana, aman, dan bukan brutal sungguhan. Kontak fisik yang terjadi bukan bermaksud adu jotos, melainkan sebuah gestur yang memiliki makna. “(Hanya) kepentingan perfomance, dan itu emang gaya kita bermain. Walaupun kita hingar bingar; gitar diangkat dilempar, drum dilempar, cuma rhythm-nya tetep bener. Rusak ya gak apa-apa, toh kita bisa beli lagi kok (tertawa). Bukannya sombong bukannya apa, itu sih cuma dari ekspresi kita aja sih. Bukan ajakan untuk gak bener, kasar di panggung, nggak. Itu gaya kita aja,” terang Bagus.
Adanya stigma ini sebenarnya agak disayangkan, mengingat fakta bahwa skena musik metal adalah sebuah skena musik yang sudah sangat mandiri dan benar-benar menjual daya kreatifitas musisinya. “Itu udah murni mereka sendiri. Mereka menciptakan sound mereka sendiri, lagu mereka sendiri, gaya bermain mereka, wah itu udah masing-masing tuh.” ungkap pria yang juga berprofesi sebagai instruktur drum di Lembaga Pendidikan Musik (LPM) KITA Anak Negeri ini.
Maka dari itu, ada baiknya kita memandang sesuatu hal secara adil. Jangan langsung dipaket-paketkan ataupun dibuat simplifikasi asal-asalan berdasar dari yang semata-mata kita lihat. Perlu juga kita pertimbangkan sisi positifnya. Simak saja lagu-lagu milik Beauty Kill The Beast, banyak pesan-pesan positif yang kerap diadopsi kedalam lirik-lirik mereka.
Seperti kata Bagus, pembawaan dan tingkah polah kita adalah sepenuhnya konsep diri yang kita tentukan sendiri, karena itu jangan kita kait-kaitkan lagi pembawaan-pembawaan negatif tadi dengan musik metal ya! Jaman sekarang harus open-minded!
Sumber foto : dokumentasi KITA Anak Negeri dan Google Images