Kamis (11/5) lalu, KITA Anak Negeri dan Margocity kembali berkolaborasi menggelar pagelaran KITA Anak Negeri Goes to Margocity. Seperti pagelaran yang diadakan bulan lalu (13/4), KITA Anak Negeri Goes To Margocity juga melibatkan pegiat seni musik dan komunitas lokal se-Jabodetabek.
Kali ini, pegiat musik yang terlibat adalah; Titik Biru, Morsecode, Nomads, dan Vespunk. Selain itu, ada juga penampilan dari murid-murid Divisi Vokal dan Drum Kid Lembaga Pendidikan Musik (LPM) KITA Anak Negeri. Komunitas Pecinta Sugar Glider Indonesia (KPSGI) Regional Depok juga ikut meramaikan acara dengan memamerkan hewan sugar glider yang imut-imut.

Titik Biru dan Morsecode, keduanya adalah band berlairan rock yang bertanggung jawab memeriahkan suasana begitu pagelaran dimulai. Dengan lagu-lagu yang menghentak, mereka menjadi sebuah tontonan yang memikat banyak orang. Energi yang sama juga berhasil dijaga lewat penampilan Divisi Vokal LPM KITA Anak Negeri. Penampilan mereka dibagi ke dalam dua bentuk penampilan. Pertama format vokal grup yang juga melibatkan anak-anak dari Divisi Kelas Nol LPM KITA Anak Negeri. Dan yang kedua dengan format duet antara sesama murid Divisi Vokal, Jenaya dan Bintang yang menyanyikan lagu Beauty And The Beast milik Celine Dion dan Peabo Bryson.


Divisi Drum Kid juga tak kalah lihai memeriahkan acara ini. Menampilkan tiga murid terbaik; Gideon, Zefanya, dan Dhero. Mereka bertiga tampil bergantian dalam format full band dengan membawakan lagu-lagu populer seperti Like A Stone-nya Audioslave, Californication-nya Red Hot Chili Peppers, sampai hits milik The Rasmus yang berjudul In The Shadows.
Di sela-sela pertunjukkan, KPSGI sempat mengadakan sesi tanya-jawab seputar sugar glider. Mereka membahas pengetahuan dasar mengenai sugar glider yang patut dipahami bagi orang yang memelihara/ingin memelihara hewan mungil ini. Mulai dari proses mengandung dan melahirkan, pola hidup, makanan yang boleh dikonsumsi, sampai watak lelaku sugar glider mereka bahas.


Tampil belakangan, Nomads yang mengusung musik akustik ala flamenco menyejukkan suasana sore hari. Dengan petikan gitar akustik, iringan bass, dan gesekan biola, mereka menciptakan suasana sentimentil yang cocok buat melepas penat sehabis keliling Margocity seharian. Meski begitu, semua kedamaian itu harus berakhir begitu selepas azan Maghrib, Vespunk, band punk maniak Vespa ini naik dan ‘mengacak-acak’ seisi panggung dengan gaya urakan mereka. Yang tentu saja membikin seisi Pedestrian Margocity lompat-lompat sambil terbawa hentakan musik.
Jadilah, petang itu KITA Anak Negeri Goes to Margocity edisi Mei 2017 berakhir dengan teriakan “Satu Vespa sejuta saudara” yang diulang-ulang sampai tenggorokan sakit. Pecah!
Baca Juga

Sobat KlasiKITA, satu keseruan di KITA Anak Negeri adalah semua siswa berlatih menampilkan musik daerah dan nasional Indonesia. Kepala Divisi Piano Klasik Ananda Sukarlan bahkan menjadikan musik daerah Indonesia sebagai

Sobat KlasiKITA, tidak terasa sebentar lagi liburan sekolah tiba. Sudah ada rencana liburan ke mana nih? Jalan-jalan ke luar kota? Playdate bareng teman-teman sekolah? Atau pergi ke tempat wisata? Beberapa

Sobat KlasiKITA, pada hari Minggu 4 Juni 2023 lalu, Yonggi Fayden Cordias Purba tampil keren banget di Jakarta Design Center, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, dalam sebuah konser yang diselenggarakan

Sobat KlasiKita, hari Minggu 28 Mei lalu telah berlangsung babak final kompetisi Ananda Sukarlan Award 2023. Ini adalah kali pertama kompetisi dua tahunan ini membuka kategori selain piano. Ada kategori

Wajah Karenina Annabelle Mikhaila (10) terlihat tegang. Ia mengetukkan jari tangannya di kaki, berulang kali melatih karya Martha Mier Moonlight Waltz yang akan ia tampilkan. Karenina duduk di kursi paling