oleh Ananda Sukarlan, Ketua Divisi Piano Klasik KITA Anak Negeri
Pastor Karl-Edmund Prier SJ, akrab dipanggil Romo Prier telah meninggalkan kita semua tanggal 21 Januari 2024, kurang lebih pukul 00.40 WIB di RS Panti Rapih Yogyakarta.
Romo Prier adalah seorang imam Jesuit yang telah mengabdikan diri bagi musik Gereja, bahkan menyatakan bahwa dirinya hidup untuk musik, dan salah satu hasil karyanya telah sangat berguna untuk saya pribadi yang kemudian juga berimbas untuk ratusan pianis di Indonesia dan internasional.
Dengan mengabdikan sebagian besar hidupnya sebagai Direktur Pusat Musik Liturgi (PML) Yogyakarta dan Dosen di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, ia telah menulis 12 buku yang diwariskan bagi Gereja dan Masyarakat yaitu kumpulan “Nusantara Bernyanyi”. Beliau mentranskrip ratusan lagu daerah dengan notasi yang menurut saya sangat akurat dan tiap daerah dijadikan satu volume. Nah hasil transkripsi beliau ini banyak yang menjadi acuan saya untuk menulikan Rapsodia Nusantara, atau beberapa karya musik saya lainnya yang kini juga sudah dimainkan dan digunakan oleh para pianis Indonesia dan internasional untuk bahan konser, kompetisi, ujian bahkan skripsi, disertasi dan tesis doktoral.
Saya memang terinspirasi banget dengan banyak lagu daerah Indonesia, terutama karena mereka memiliki kurva melodi, “swing” dan ritme serta berbagai interval yang khas dan tidak dimiliki oleh lagu-lagu di luar daerah tersebut. Itu banyak memperkaya vocabulary musik saya, bukan hanya dalam menuliskan Rapsodia Nusantara berdasarkan lagu tersebut tapi juga di musik-musik saya yang lain, yaitu dengan mengaplikasikan dan mengintegrasi elemen-elemen tersebut. Apa yang disebut dengan “musik klasik” ini butuh banyak sekali suntikan ritme, melodi, harmoni dan elemen lain yang baru dan segar! Nah, saya banyak belajar lagu-lagu daerah Indonesia yang sebelumnya tidak pernah saya dengar dari buku-buku Nusantara Bernyanyi-nya Karl-Edmund Prier ini, bahkan kemudian transkrip itu yang menjadi dasar dari beberapa Rapsodia Nusantara. Saya rasa ini kumpulan lagu daerah paling lengkap yang mendata melodi-melodi dari seantero Nusantara.
Lahir tgl 18 September 1937 di Weinheim/Jerman, Karl-Edmund Prier SJ menjalani kehidupannya di Jerman hingga tahun 1960-an saat menjalani studi Filsafat di Fakultas Teologi Wedabhakti Yogyakarta.
Karyanya di bidang musik sudah dimulai sejak mengajar musik di Stella Matutina Feldkirch di Austria. Kecintaannya pada budaya lokal, telah membuatnya menggauli musik tradisional dengan penuh totalitas. Belajar bahasa Jawa pun dilakukannya supaya dapat merasakan jiwa dan estetika budaya yang begitu kuat melingkupi kesehariannya.
Romo Prier sungguh layak dihormati sebagai seorang maestro musik. Hal ini pun diapresiasi oleh ISI Yogyakarta yang pada Mei 2023 telah menganugerahkan gelar Doktor Honoris Causa bidang musik kepadanya.
Selamat jalan, Romo Karl-Edmund Prier SJ. Jasa dan hasil karya anda melebihi siapapun yang harusnya memiliki tanggungjawab dan tugas untuk pendokumentasian kekayaan aset budaya bangsa kita. Saya dan para musikus Indonesia akan menggunakan hasil karya anda sebaik-baiknya dan se-efektif mungkin bukan hanya untuk pelestarian tapi juga untuk pemajuan, pengembangan dan pemanfaatan budaya kita yang sudah diakui dunia sangat tinggi kualitas artistiknya.