Begitu penulis mendengar album debut Adrian Yunan ini, penulis langsung teringat dengan almarhum Chrisye. Meski sudah akrab dengan suara Adrian sejak ia mengisi departemen vokal menggantikan Cholil yang ke luar negeri, ketika mendengar Sintas rasanya seperti me-rediscover sosok seorang Adrian. Yang bukan lagi sebagai bassis non-aktif dan vokalis penggantinya Efek Rumah Kaca (ERK), melainkan seorang Adrian Yunan sebagai seorang musisi yang mandiri seutuhnya.
Di luar dugaan, Sintas ternyata hadir dalam bentuk yang tak sesendu penulis pikir. Dengan karakter vokal yang seperti itu dan model lirik-lirik yang Adrian tulis di ERK, yang kebanyakan sangat sendu, tentu membuat penulis mengira album ini bakalan jadi dalang penguras air mata. Rupanya, secara musikal Sintas justru tak begitu sendu. Beberapa malah bisa dibilang ceria.
Yang tahu lirik-lirik ciptaan Adrian di ERK tentu sudah tahu bagaimana kualitas lirik-lirik yang dibikin pria ini. Lirik-lirik Sintas digali dari pengalaman yang sepenuhnya personal buat Adrian. Sangat asyik menyimak kata per kata yang dituturkan Adrian. Terasa dekat dan jelas, tidak ngawang dan abstrak seperti yang biasa ia tulis di ERK, tentu dalam arti yang bagus.
Album yang memuat sepuluh nomor yang dimulai dari “Mikrofon” sampai “Alzheimer” ini akan membantumu memaknai hidup dari sudut-sudut yang belum pernah kita pikirkan. Pokoknya, sebuah rilisan yang sangat bagus!
Baca Juga
KITA mau meng-update nih tentang kehidupan baru sebuah Waltz yang baru ditemukan oleh Frédéric Chopin, yang baru-baru ini ditemukan dari brankas di Perpustakaan dan Museum Morgan (Morgan Library and Museum)
Yessss, setelah Depok petjahhh oleh Kompetisi Piano Nusantara Plus Oktober lalu, dengan jumlah peserta yang tidak tanggung-tanggung, 65 peserta (baca : https://kitaanaknegeri.com/depok-petjaahhhh/ ), bulan ini kak Ananda Sukarlan akan kembali
sebuah obituari oleh Ananda Sukarlan. Jujur saja, saya tidak begitu mengenal sosok Tatan Daniel. Tapi saya ingin menulis obituari ini karena saya pengagum karya-karya dan juga kepribadiannya sebagai seorang seniman
Hai hai, bagaimana kabarnya para peserta Kompetisi Piano Nusantara Plus? Ternyata banyak yang masih penasaran nih, terutama yang di Depok, Bekasi dan sekitar sini yang belum meraih kejuaraan. Eh, ternyata
Yesss! Depok sukses menyelenggarakan kompetisi musik klasiknya yang pertama dalam sejarah. Sejarah itu telah tertorehkan hari Minggu, 6 Oktober 2024 di Auditorium Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, bersama